Minggu, 28 Februari 2016

"Alone"


Sekolahku meliburkan murid kelas 1 dan 2 dikarenakan kakak kelas kami akan mengadakan Try Out pertama. Aku sangat senang karena aku adalah siswi kelas 1. Liburan kali ini, aku berencana untuk menghabiskan hari di apartement bibiku. Kebetulan kedua sepupu kesayanganku akan bermain juga kesana. Aku menyiapkan banyak rencana yang niatnya akan kulakukan bersama mereka.
Sesampainya disana, aku segera menyalakan laptop kesayanganku. Kebetulan bibiku memasang wifi di unitnya. Jadi, aku bisa puas bermain game online hingga malam. Saat aku sedang bermain, tiba-tiba bibi menghampiriku sambil menenteng 3 buah koper besar.
"Bibi mau pergi kemana?" tanyaku.
"Bibi mau antar dagangan ke Toko di Tokyo." ujarnya sambil merapihkan isi kopernya satu persatu.
"Yah, aku ditinggal dong?" aku mengerucutkan bibirku.
"Aduh, maaf banget ya, Ryu. Ini juga mendadak banget. Kemungkinan aku pulang besok sore." ujarnya.
"Ruka dan Tetsu jadi datang?" tanyaku lagi.
"Tidak bisa. Mereka akan menjalani ulangan minggu depan. Aku ingin mereka menggunakan waktu berlibur mereka untuk belajar." ujar bibiku sambil meraih kunci mobilnya.
"Ahh!" aku mendesah kesal sambil melanjutkan bermain game online.
"Maaf." bibiku menatapku dengan tatapan menyesal.
Karena kulihat bawaannya yang begitu berat, aku membantunya membawa barang itu menuju lift dan mengangkutnya ke mobil. Bibiku memberikanku uang saku untuk jajan dan lainnya. Ia mengusap rambutku dan mengatakan bahwa ia sangat menyesal dan benar-benar meminta maaf.
Aku kembali menuju unit bibi dan kembali bermain game online sambil mengutuk Tokonya. Aku mencari cemilan didalam kulkas dan memakan beberapa untuk menghilangkan amarahku.
Tanpa kusadari, jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Aku terlalu larut dalam dunia game. Aku segera log out game dan membuka akun socmed ku. Aku membuka fans page horror kesukaanku. Saat aku sedang asik membaca cerita horror itu, tiba-tiba semua lampu di ruangan mati seketika.
Aku meletakkan laptopku diatas kasur dan berjalan keluar. Ketika aku membuka pintu, aku melihat pemandangan mengerikan disana. Lorong apartement benar-benar gelap gulita. Tak ada sedikitpun cahaya. Seketika bulu kudukku berdiri dan aku segera membanting pintu unit. Aku berlari meringkuk di kasur sambil menenangkan diri. Cahaya satu-satunya adalah layar laptopku dan cahaya bulan yang menerobos masuk melalui jendela kamar.
Aku mendengar suara pintu unit lain terbuka dan suara orang berbincang. Kupikir mereka adalah penghuni unit yang sedang memeriksa apakah unit lain juga mati lampunya. Aku menyalakan musik di laptopku dan mengencangkan volumenya. Aku segera mengunci pintu unit dan pintu kamarku.
Suasana semakin mencekam ketika aku melirik sebuah lubang berbentuk persegi dipojok kiri atas dekat dengan pintu. Kalau diperhatikan baik-baik, lubang itu sepertinya bekas singgasana/? AC bibiku yang kini ia letakkan di ruang tamu. Lubang itu terlihat samar karena keadaan memang sedang gelap.
Aku memberanikan diri mengarahkan cahaya dari layar laptopku kearah lubang itu. Seketika jantungku berdetak sangat cepat dan keringat dingin mengalir deras ditubuhku. Sebuah kepala berwajah pucat sedang tersenyum mengerikan dan matanya terbelalak menatapku. Lalu ia berkata, "butuh teman?"
 
 https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=940532402710460&id=291950577568649

0 komentar:

Posting Komentar