Kearifan lokal China mempercayai bahwa gerhana bulan terjadi disebabkan kemarahan seekor naga yang berukuran besar sedang murka hingga mampu melahap bulan mentah-mentah. Istilah dalam bahasa China disebutkan sebagai "CHIH " atau memangsa. Demi menyelamatkan bulan, manusia kemudian membuat semacam keributan di bumi. Tujuannya adalah agar sang naga kembali memuntahkan bulan. Salah satu caranya adalah dengan memukul-mukul alat musik perkusi, membunyikan petasan besar atau apa saja yang serba berisik. Tradisi ini masih dilestarikan hingga sekarang.
RACUN PARA DEWA
Bagi orang Jepang, gerhana bulan adalah saat dimana para dewa mulai menebarkan racun hitam pekat ke seluruh penjuru dunia. Saking pekatnya racun tersebut hingga langit malampun menjadi gelap total. Masyarakat Jepang dahulu biasanya langsung mengambil tindakan serentak dengan melindungi sumur-sumur mereka. Menutupi sumber air minum tersebut dengan benda apa saja. Sejumlah laki-laki yang memiliki nyali kemudian berjaga ditepian sumur lengkap dengan samurai hingga gerhana bulan lewat.
SETAN TURUN KE DUNIA
Dikabarkan suatu kali di Prancis , bahwa salah satu rajanya yang bernama Louis ( tidak dijelaskan Louis ke berapa ) tewas dalam histeria dan ketakutan menyayat. Ini
PELAYAN DEWA
Siapa tak kenal Colombus sang penjelajah lautan ? Dalam pelayarannya, Colombus terdampar di Jamaica karena kapalnya mengalami kerusakan sangat parah. Colombus tahu perbaikan akan menyita banyak tenaga dan waktu di tempat asing tersebut. Anak buahnya yang tak seberapa, tak mungkin hanya fokus memperbaiki kapal saja. Mereka juga harus mencari bahan makanan selama proses perbaikan berlangsung. Hal ini tentu akan makin memperlama keberadaan mereka di Jamaica. Kebetulan sekali gerhana bulan terjadi, sehingga Colombus kemudian menggunakan ilmu pengetahuannya untuk membohongi masyarakat. Colombus berkata pada penduduk lokal bahwa mereka harus segera membantu dirinya dan crew kapal mencarikan makan dan minum sebelum dewa junjungannya marah dan bulan ditelannya bulat-bulat. Semula penduduk tak percaya, namun ketika bulan benar-benar menghilang, penduduk ketakutan. Mereka lantas berduyun-duyun secara sukarela melayani colombus sang pelayan dewa , hingga kapalnya berhasil kembali berlayar. Lengkap dengan berbagai perbekalan berlimpah.
RAKSASA BATHARA KALA
Raksasa Bathara Kala diyakini sebagai pemangsa balita di tanah Jawa. Di desa, ketika gerhana bulan terjadi, buru-buru para laki-laki membunyikan kentongan titir bersahut-sahutan mengajak warga untuk waspada. Beberapa sesepuh menghunus keris pusaka dan berjaga di depan rumah, sementara para nenek membantu ibu-ibu muda menyembunyikan balita-balita mereka ke dalam gentong atau tempayan. Ada juga yang diletakkan di bawah kolong tempat tidur .
Sebenarnya masih banyak lagi kisah-kisah dibalik gerhana bulan berdasarkan kearifan lokal. Kita tahu teknologi yang semakin maju membuat kisah-kisah tersebut saat ini menjadi tidak masuk akal. Namun demikian, tetap saja hal tersebut adalah warisan kebudayaan yang tak boleh dilupakan begitu saja
0 komentar:
Posting Komentar