Hantu Yuhiko dan Kelas Paling Berdarah di Dunia
Pada awalnya, jika waktu itu mereka tidak melakukannya dan jika waktu dapat diputar kembali lagi, mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Kejadian yang mungkin menurutmu biasa-biasa saja, tapi jika kamu menganggap hal ini hal biasa. Kamu akan mati.
Kalian pasti penasaran dengan apa yang terjadi waktu itu. Jadi, akan kuceritakan awal kematiannya Yuhiko.
Yuhiko adalah murid yang masih duduk di kelas 8 SMP. Yuhiko memang menderita kanker otak, yang membuatnya berumur pendek, namun penyebab kematiannya adalah dari teman-temannya sendiri. Mereka memang tidak membunuh Yuhiko, tetapi mereka mengkhianatinya. Sehingga, Yuhiko merasa kecewa dengan sikap teman-temannya, padahal selama ini Yuhiko selalu mempercayai teman-temannya.
Pada tanggal 5 Desember 2008, kejadian itu terjadi.
“Yuhiko, tolong kerjakan peerku!” perintah salah seorang temannya. Namanya Rika.
“Ba … baik …” jawabnya lesu. Saat dia hendak mengambil buku Rika, ternyata dia salah mengambil. Yang seharusnya buku IPA, dia malah mengambil buku IPS.
“Ih … kamu itu gimana, sih?! Peernya itu ada di buku IPA, bukan IPS!” teriak Rika sambil mengambil paksa buku IPS miliknya, kemudian melemparkan buku IPAnya kepada Yuhiko.
“…” Yuhiko hanya terdiam dengan wajah yang mengkerut. Dia tidak bisa melawan, karena jika melawan, masalah akan menjadi besar.
“Yuhiko … aku juga, ya!” kata seseorang sambil memberikan buku IPAnya kepada Yuhiko dengan kasar. Namanya adalah Kiki, adik kembar Rika dan juga teman Yuhiko. Kemudian, teman-teman yang lainnya juga minta dibuatkan peer. Sehingga, Yuhiko menjadi kewalahan. Tapi, apa boleh buat, jika melawan, dia akan diancam oleh teman-temannya.
Tampak terlihat buku menumpuk di mejanya. Dia mengerjakannya sendiri, dan harus selesai ketika waktu istirahat selesai.
“Yuhiko, tolong gambarin, dong!” pinta Kiki.
“Maaf, aku gak bisa. Aku harus ngerjain peer-peer ini dulu,” jawab Yuhiko dengan wajah panik. Kiki merasa kesal dengan jawaban Yuhiko.
“Ah, bilang aja kamu enggak mau bikin kan!” balas Kiki dengan nada tinggi. Dia lalu menjatuhkan buku-buku yang ada di meja Yuhiko, sehingga menjadi berantakkan di lantai. Belum puas membuat berantakan, Kiki lalu menjambak rambut Yuhiko yang panjang dengan kasar. Yuhiko pun merasa kesakitan.
“Aww …, Kiki, maafkan aku …” pinta Yuhiko sambil menahan rasa sakit. Kiki menghiraukannya. Dia kemudian mengambil sebuah gunting yang berada tak jauh darinya. Kemudian, dia berniat akan memotong rambut Yuhiko.
“Ki … kiki, jangan! Jangan!” pinta Yuhiko lagi sambil menangis. Kiki tidak perduli, lalu dia mulai memotong rambut Yuhiko. Rambut Yuhiko awalnya sepinggang, setelah dipotong, kini rambutnya hanya mencapai leher.
“Rambutmu kepanjangan, tuh! Makanya aku potong,” kata Kiki, kemudian diiringi tawa teman-temannya.
Yuhiko hanya bisa pasrah sambil terus menangis. Dia mengambil rambutnya yang telah terpotong, lalu menggenggam erat rambutnya. Dia kesal, tapi dia bingung harus melakukan apa, karena tak ada satu teman pun yang membelanya.
“Dasar cengeng!” sahut seorang gadis perempuan yang sangat dia kenali. Dialah Hima, sahabat Yuhiko yang mengkhianatinya. Hima adalah sosok yang sangat dia kagumi, namun kini Hima mengkhianatinya. Entah apa salah Yuhiko. Semua seperti ingin menyingkirkan Yuhiko dari dunia ini.
“Ka … kalian …” ucap Yuhiko sambil menundukkan kepalanya. Tangannya bergemetaran dengan wajah pucat dan berkeringat.
“Hah? Apa? Jadi, kamu mau melawan?!” kata Hima, lalu dia mengambil rambut Yuhiko yang telah terpotong dan membuangnya ke tong sampah. Tawa teman-temannya semakin keras. Mereka tampak senang melihat Yuhiko dibuli oleh sahabatnya sendiri, Hima.
“Hentikan! Hentikan!!” teriak Yuhiko, membuat semuanya berhenti tertawa. “Kalian semua ternyata memang tidak tulus berteman denganku!” teriaknya lagi. “Aku bodoh, sampai-sampai percaya pada kalian!” tambahnya. “Seandainya kalian tahu, bahwa hari ini adalah hari terakhirku hidup! Nyawaku hanya tinggal beberapa detik saja!”
“Oh, ya?” tanya Hima menyindir. Kembali semuanya tertawa.
“Benar. Karena ini hari terakhirku, aku ingin mendengar kalian semua meminta maaf padaku. Sebelum semuanya terlambat!” perintah Yuhiko. Tapi, teman-temannya mengira bahwa ini hal biasa, saat seseorang marah dan mengancam. Karena itu, mereka hanya menghiraukan perkataan Yuhiko.
“Jika kalian tidak mengatakannya. Akan kubuat kelas ini menjadi kelas paling berdarah di Dunia. Dan jika kalian menganggap hal ini biasa, kalian tidak akan pernah lolos dariku!” teriak Yuhiko dengan wajah serius. Tapi, tidak ada satu pun yang perduli. Mereka tidak berpikir, bahwa perkataan Yuhiko tadi adalah kutukan.
1 … 2 … 3 … Yuhiko jatuh tidak sadarkan diri di lantai. Semua teman-temannya memeriksa keadaan Yuhiko. Saat Hima menekan urat nadi Yuhiko, yang ada hanya getaran tubuhnya sendiri. Dan dia tidak merasakan getaran urat nadi Yuhiko.
“Yu … Yuhiko …?” ucap Hima dengan wajah panik. Tangannya bergemetar, dan perlahan-lahan wajahnya memucat.
“Ada apa ini?” tanya seseorang mengagetkan mereka semua. Mereka menoleh, dan ternyata dia adalah Ibu Rikao, wali kelas mereka. Semua tampak menutup-nutupi keadaan Yuhiko yang sudah tidak bernyawa lagi. Tapi, bu Rikao sudah mengetahui semuanya. Dia ternyata, diam-diam mendengar semua percakapan Yuhiko dengan teman-temannya dari luar kelas.
“Jawab yang jujur! Ibu sudah tahu semuanya! Dan ibu tidak akan tanggung jawab!” teriak bu Rikao, lalu meninggalkan semua muridnya, namun tiba-tiba bu Rikao terpeleset. Kepalanya mengalir begitu banyak darah, akibat terbentur dengan lantai yang keras. Bu Rikao pun tewas karena di kepala kekurangan banyak darah.
“Bu Rikao!” jerit Hima dan yang lainnya. Mereka tidak percaya, bu Rikao akan pergi menyusul Yuhiko, 20 detik kemudian setelah Yuhiko meninggal.
Semua murid masuk ke dalam kelas dengan perasaan cemas. Mereka takut akan terjadi sesuatu lagi yang mengerikan. Tiba-tiba, papan tulis di kelas mereka, tertulis kata yang tulisannya itu dari darah.
“Kalian semua akan merasakan apa yang kurasakan. Aku tidak perduli, kalian bersalah atau tidak bersalah padaku. Tapi, ini semua berawal dari kalian. Dan kalian, tidak akan pernah lolos dariku!” itulah yang ditulis di papan tulis kelas mereka. Seketika, buluk kuduk mereka berdiri.
“A … apa ini … kutukan?” ucap Hima gagap. Wajahnya pucat dengan keringat dingin mengalir perlahan-lahan membasahi bajunya. Tidak hanya Hima, tapi semua murid yang berada di dalam kelas itu.
Wussh …!
Tiba-tiba arwah Yuhiko datang di belakang mereka. Arwah Yuhiko berwujud menakutkan, dengan rambut yang panjang hingga mencapai mata kaki. Wajahnya penuh goresaran dan darah. Dan kakinya tidak menapak.
“Waaa …!” jerit semuanya. Mereka mencoba keluar dari kelas, namun terlambat, pintu telah tertutup dengan sendirinya. Sehingga, mereka tidak lagi bisa keluar dari kelas itu.
Hima berada paling depan di hadapan Yuhiko. Yuhiko berjalan perlahan-lahan menghampirinya.
“Yu … Yuhiko … Ma … maafkan … aku …” pinta Hima, tetapi Yuhiko tidak lagi mau mempercayainya.
“Aaa …!” teriak Hima merasakan sakit, lalu dia tumbang dan terjatuh ke lantai. Mulutnya mengeluarkan darah yang banyak. Dia pun tewas seketika.
Setelah Hima, selanjutnya Kiki, lalu Rika dan seterusnya. Hingga tersisa satu temannya, yaitu Nina, yang juga sahabatnya. Nina memang tidak berkhianat, tapi dia tidak pernah menolong Yuhiko. Mungkin, dikarenakan dia takut dibuli juga.
“Nina, tolong beri tahu suatu hal. Sebarkan semua kejadian yang terjadi hari ini, beritahukan pada dunia. Jika ada seseorang yang masuk ke kelas ini, dan menganggap hal ini hal biasa, mereka akan mati,” kata Yuhiko, yang kini telah menjadi hantu.
“Ba … baik …” jawab Nina gagap. Kemudian, Yuhiko menghilang dan pintu kelas terbuka.
Dia cepat-cepat keluar dari kelas itu. Dia memberitahukan kepada Kepala Sekolah. Tapi, kepala sekolah itu tidak percaya. Dia atau Kisume, Kepala Sekolah kelas itu, bersama rekannya masuk ke dalam kelas yang dimaksud Nina.
Di dalam kelas, sungguh mencekam, banyak murid yang tewas tergeletak di lantai, dan darah dimana-mana. Di luar kelas, sebelum mereka masuk ke dalamnya, mereka mendapati bu Rikao yang telah tak bernyawa. Mr. Kisume dan rekannya menjadi percaya, tapi saat hendak keluar kelas, pintu tertutup dengan sendirinya. Lalu, di belakang mereka terlihat sosok hantu Yuhiko.
“Aaaa …!” jerit Mr. Kisume dan rekan-rekannya. Mereka tumbang dan jatuh tergeletak di lantai dengan darah mengalir dari mulutnya. Mereka pun tewas.
Setelah tewasnya Mr. Kisuke dan rekannya, kelas itu ditutup rapat dengan garis polisi agar semua orang tidak ada yang berani masuk.
Waktu terus berjalan, kini sudah 5 tahun berlalu dari kejadian yang mengerikan itu. Namun, arwah Yuhiko masih ada di dalam kelas itu. Nina yang selamat dari kejadian 5 tahun yang lalu, terus memperingati orang-orang agar tidak masuk ke dalam kelas dan jangan menganggap kejadian itu hal biasa. Kini kelas itu diberi nama “Kelas paling berdarah di Dunia”.
Cerpen Karangan: Aulah Fitriyah
Facebook: https://www.facebook.com/aulah.fitriyah
Selasa, 03 November 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar