Sabtu, 14 November 2015


Penguntit di Dalam Rumah
Ini bukan cerita melainkan sebuah sesi tanya jawab dari situs Dr. Hayashi – seorang psikiater yang terkenal di Jepang. Suatu waktu dia mendapat surat dari seseorang yang mengeluh akan keadaannya dan memohon dicarikan jalan keluar.

Kasus [1087] Saya Punya Seorang Penguntit di Rumahku
Pertanyaan :

Ini tentang adik laki-lakiku, yang berusia 38 tahun. Dia sudah tidak bekerja selama tujuh atau delapan tahun yang lalu dan hanya tinggal di rumah sepanjang hari.
Untuk jangka waktu yang panjang saya mengalami perlakuan kekanak-kanakan secara terus menerus darinya tapi akhir-akhir ini kian memburuk.
Ruanganku dan ruangannya sebenarnya sama dan satu kamar tapi kami membaginya dengan sebuah pintu geser dan menyandarkan beberapa perabotan di pintu itu.
Barang-barang ini tidak memiliki peredam suara dan masing-masing kami bisa mendengar suara di tiap ruangannya.
Ketika akhir pekan adik laki-lakiku bangun sekitar tiga puluh menit hingga sejam sebelum saya terbangun, oleh suara jam alarm yang sangat ribut.
Ketika saya turun ke lantai bawah dia ikut di belakangku.
Ketika naik dia dengan cepat mengejarku, berdiri di depan kamarku dan tertawa terkekeh-kekeh dengan cara yang menakutkan, lalu kembali ke kamarnya sendiri – membanting pintunya tertutup.
Ketika saya bersiap-siap ke kantor pagi hari, dia mengikutiku setiap saat ketika saya naik turun lantai 2 dan lantai 1.
Ketika saya menggunakan wastafel dia juga ikut dan cepat-cepat menggunakannya ketika saya selesai.
Ketika tanganku kotor dan saya pergi ke kamar mandi untuk mencucinya, adik laki-lakiku bergegas datang mengikutiku dan mencuci tangannya juga.
Ketika saya tiba di rumah sepulang bekerja dan mulai menyantap makan malam, dia pergi ke wastafel dan mulai menyikat giginya lalu membuat suara yang menjijikkan.
Suara berisik itu membuat selera makanku hilang jadi saya selalu memutuskan berhenti makan dan menunggu hingga dia selesai, tapi ketika saya berhenti dia juga berhenti, dan dia menungguku hingga saya mulai makan lagi lalu dia mulai menyikat kembali.
Ketika dia mandi dia selalu berusaha untuk melakukannya sebelum saya jadi dia selalu memperhatikanku dan menawari waktunya.
Ketika dia sudah mandi sebelum saya dia akan menguras semua air panas dan mengisi air dingin sebagai gantinya, ataumengisi air mendidih untuk menggantikannya, benar-benar menjengkelkan.
Ketika saya telat mandi malam-malam dan naik ke atas setelahnya, dia akan menungguku dalam gelap di lantai satu dan mengikutiku naik dari belakang seraya terkekeh-kekeh dengan menakutkan.
Di malam hari ketika saya turun ke bawah minum air dan setelah itu kembali naik lagi, adikku – yang diam-diam mengikutiku, juga naik ke atas denganku.
Ketika saya mematikan lampu untuk bergegas tidur dia juga mematikan lampu di kamarnya dengan cepat, walau dia masih menonton TV dan tertawa setelah itu. Dia kemudian berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan keributan sebelum akhirnya tertidur.
Ketika saya punya hari libur, dia bangun lebih awal dan seperti biasa dia akan menyetel suara radio keras-keras. Dia tidak akan berhenti mendengarkan radio itu hingga saya terbangun. Jika saya masih tidak bangun karena radionya dia mulai menyalakan penghisap debu di kamar.
Kelihatannya dia berhasil mengetahui bagaimana cara menghisap debu seribut mungkin, dan dia bisa membersihkan kaca jendela selama beberapa menit hanya untuk membuat suara berisik, atau sekali-kali dia akan menghisap tempat yang sama terus menerus selama lebih dari sejam.
Ketika membuka dan menutup pintunya dia melakukannya dengan kasar hingga barang-barang di kamarku bergetar.
Dia berhenti melakukan semua hal itu hanya jika saya sudah benar-benar bangun (saya memakai penutup kuping).
Satu-satunya waktu yang dia pakai mengeringkan pakaian di balkon yaitu ketika hari liburku. Dia memakai seluruh tali jemuran dan mengeringkan semua miliknya serta mencegahku untuk mengeringkan cucianku. Dia melakukan hal itu walau saat hujan turun.
Di lain waktu dia enggan mengeringkan pakaiannya walau cuaca saat itu cerah.
Dia malah muncul ketika saya membawa barang-barangku ke tali jemuran dan memperhatikanku, menempel wajahnya ke kaca jendela seraya mulai tertawa menakutkan.
Ketika saya mengambil penghisap debu dia segera datang dan duduk di tengah-tengah koridor untuk menghalangi jalanan.
Dia juga melakukan bermacam-macam hal yang tidak kutulis di atas.
Saat ini saya mencoba mengabaikannya dan berusaha melakukan pekerjaanku sendiri, tapi saya bisa gila jika semuanya terus berjalan seperti sekarang.
Kadang-kadang bahkan ketika saya sudah mencoba tidak menghiraukannya, sesuatu bisa membangkitkan amarahnya dan dia akan mulai memukul dan mencoba mencekikku.
Adikku satu-satunya laki-laki di keluargaku dan tidak seorangpun bisa menghentikannya.
Hal lain yang dia lakukan adalah meninggalkan obat-obat nyamuk bakar di sekeliling rumah pada musim panas karena dia benci digigit nyamuk.
Saya rasa alasan dari tingkah lakunya yang tidak normal adalah karena dia schizophrenia. Bagaimana menurutmu?

Jawaban :
Dr. Hayashi
Jika semua yang ada dalam suratmu benar, kami mempunyai alasan kuat untuk percaya bahwa saudaramu tengah menderita schizophrenia.
Tapi beberapa hal dalam ceritamu membuatku bingung.
Walau dengan mengatakan bahwa adik laki-lakimu benar-benar seorang schizophrenic dan memiliki halusinasi tentangmu, bisakah dia melakukan sesuatu secara terperinci dengan terus menerus memperhatikanmu dan menghalangi tiap tindakanmu? Sangat sulit membayangkan dia bisa melakukan hal demikian.
Juga sangat sulit membayangkan kau mampu mengabaikan tindakannya dan tinggal seperti biasa selama jangka waktu yang lama seperti itu.
Di atas semua itu, pikiran dari tulisan “seseorang tengah memperhatikanku sepanjang waktu dan berusaha mengganggu tiap tindakanku” ini adalah salah satu jenis keluhan halusinasi yang biasa dibuat oleh seseorang penderita schizophrenia.
Aku tidak bisa yakin sepenuhnya tapi apakah kau berpikir ada kemungkinan “adik laki-laki” yang kau bicarakan ini adalah seseorang yang muncul hanya dalam imajinasimu? Jika demikian hampir pasti bahwa dirimu sendiri yang menderita schizophrenia.
Atau mungkin saja “adik laki-laki” ini benar-benar ada dan dia tidak menunjukkan semua kelakuan aneh itu, semua itu hanya ciptaan dari halusinasimu. Jika demikian kau hampir pasti juga menderita schizophrenia.
Aku mungkin saja salah sepenuhnya tapi aku ingin menunjukkan kemungkinan itu kepadamu.
Karena aku harus menetapkan penilaianku sendiri berdasarkan informasi yang ada dalam suratmu, mohon pengertiannya bahwa inilah yang terbaik yang bisa kulakukan pada sesi tanya jawab di situs psikiater ini.

0 komentar:

Posting Komentar