Tamagotchi Suicide
Jepang tahun 1996, perusahaan mainan Bandai mengeluarkan sebuah produk
bernama Tamagotchi. Sesuai dengan namanya, Tamagotchi – Tamago berarti
telur, dan uocchi berarti jam – adalah sebuah mainan hewan peliharaan
yang berbentuk gantungan kunci dengan sebuah layar yang melengkapinya.
Tamagotchi ketika diaktifkan, akan memunculkan sebuah telur di layarnya
dan hingga telur itu pecah, maka dimulailah alur kehidupan hewan mainan
tersebut dari lahir hingga nantinya mati. Tamagotchi sangat menuntut
waktu dari pemiliknya. Hewan atau makhluk peliharaan ini menuntut
pemilik Tamagotchi untuk merawat dan memperhatikannya sepanjang hari
karena harus diberi makan, minum, membersihkan kotoran, memandikan,
hingga bermain dengan mereka agar bisa tumbuh, bahkan menyuntiknya bila
hewan itu sakit. Semua ini dilakukan di dunia maya dalam bentuk simulasi
digital.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Tamagotchi mampu
merebut hati anak-anak dan bahkan orang dewasa di berbagai negara, yang
membutuhkan hewan peliharaan tanpa harus memelihara hewan yang
sesungguhnya. Selain semua hal seperti memelihara hewan sungguhan,
mereka juga tidak membutuhkan tempat yang besar, tidak merepotkan dan
tentunya lebih bersih dari kotoran yang akan dihasilkan hewan yang asli.
Karena butuh waktu untuk menjaganya, maka tidak heran anak-anak bahkan
membawa Tamagotchi-nya ke sekolah, hingga pada akhirnya memberi mereka
masalah karena perhatian mereka teralihkan ke mainan tersebut.
Pendidikan mereka terabaikan, dan banyak anak-anak dihukum oleh gurunya
karena membawa Tamagotchi ke sekolahnya. Tamagotchi menjadi sesuatu yang
membuat mereka sangat ketergantungan, semua pemiliknya seperti tidak
ingin lepas dari hewan mainan mereka seakan mendapat kepuasan merawat
dan memelihara mereka, padahal hanya memencet tombol-tombol mainan
tersebut.
Walau Tamagotchi dibuat memungkinkan untuk menghentikan
hewan peliharaan tersebut aktif, tapi kebanyakan dari pemiliknya tidak
menggunakan pilihan ini. Mereka takut jika dibiarkan begitu saja, hewan
peliharaan mereka bisa terlantar dan mati karena tak terurus.
Ketergantungan ini kian berakibat buruk setelah sebagian anak-anak di
sekolah tidak bisa memiliki Tamagotchi. Beberapa dari anak-anak sekolah
melaporkan kehilangan hewan peliharaan digital mereka kepada gurunya,
sebagian lagi kedapatan mencuri Tamagotchi temannya. Kehilangan hewan
peliharaan tentunya sangat menyedihkan bagi anak-anak, begitu pun bagi
mereka yang memainkan Tamagotchi.
Lalu kejadian tragis terjadi di
mana tak satu orang pun dapat membayangkannya. Bagi beberapa remaja dan
anak-anak, ketergantungan mereka terhadap hewan peliharaan mainan
mereka mulai mengambil sebagian besar dari hidup mereka. Beberapa cerita
merebak seputar orang-orang yang melakukan bunuh diri karena kehilangan
Tamagotchinya. Seorang pria yang kesepian konon menyilet pergelangan
tangannya ketika garis keturunan Tamagotchinya berakhir setelah empat
generasi.
Seorang gadis kecil menggantung dirinya sendiri setelah
orangtuanya memaksanya berhenti bermain, mengambil Tamagotchi miliknya,
dan membiarkan hewan peliharaannya mati tanpa dirawat.
Seorang
anak laki-laki berusian belasan tahun menghabisi nyawanya sendiri
setelah seorang psikiater memberinya sebuah Tamagotchi. Psikiater ini
menganggap bahwa Tamagotchi bisa meredakan depresinya dari perasaan
kesepian, namun apa yang terjadi justru sebaliknya.
Ada banyak
kisah tragis telah diceritakan, serta urban legend atas beberapa
kematian juga diberitakan oleh surat-surat kabar, namun tidak semua
kisah ini melibatkan seseorang menghabisi nyawanya sendiri. Di
Marseille, Perancis, seorang pengemudi wanita menewaskan seorang
pengendara sepeda dan melukai orang-orang yang berada di sekitarnya
setelah mobilnya lepas kendali dan menabrak mereka, hanya untuk melayani
panggilan hewan peliharaan mainan tersebut. Tamagotchi miliknya
tergantung di gantungan kunci mobilnya sehingga mengharuskannya
membungkukkan badannya ke bawah setelah mendengar mainan itu berbunyi.
sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=645353248895045&id=291950577568649&substory_index=0
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar