'Berhentilah Menangisa Nak , kau sangat jelek jika menangiss , jangan Menangis nak tersenyumlah dan lihat betapa indahnya dunia , jangan menangis nak .. Bla..bla..bla '
selalu itu yang ibuku lontarkan saat aku menagis , dan itu selalu berhasil membuatku menghentikan tangis ku dan tersenyum.
Sampai pada akhirnya aku tak bisa berhenti menangis aku lupa apa sebabnya karna waktu itu sudah sangat lama berlalu mengingat umur ku sekarang yang sudah 42 tahun. Saat itu semua bujukan rayuan ibuku tak dapat menghentikan tangisku, sampai ayahku mendekati ku dan mulai berkata 'nak. Apakah kau tau, ada seorang pria tua bangka yang tak suka pada anak kecil yang tak tersenyum ?' .
Aku tak peduli aku tetap menangis sampai akhirnya ayahku membisikan sesuatu
'Tua bangka itu tingal didalam hutan Pinus, dan mungkin sekarang ia sedamg dibalik jendela kamarmu sedang mempersiapkan pisau2 yang berkilauan...' ayahku menggantungkan kalimatnya ,tanpa kusadari tangis ku mulai mereda 'Apa yang akan ia lakukan ayah ?' pertanyaan polos terlontar dari bibir mungilku saat itu.
'apa yang akan ia lakukan ? Ha ? Entahlah . Ada yang bilang ia akan mendekati anak yang menangis itu dan mengukir senyum dengan pisaunya di wajah anak yang menangis itu.'
'Bagaimana caranya ?? '
'Hmmm ? Mungkin dengan Merobek Wajah anak itu '.
Cerita itu berhasil mendiamkan tangisku , aku percaya apa yang dikatakan ayahku , dan aku berharap kalian juga percaya , dan akan selalu tersenyum karna akan merepotkan bagiku bila semua orang menangis mengingat aku semakin tua ,
'Haaaaaaaaaa'aaaaa' suara Tangis anak kecil memekakkan telinga 'Sudahlah Mark. Ini sudah malam berhenti lah menagis kau akan membangunkan Monster di hutan pinuss !' nasehat seorang ibu.
'haaaa'aa aku tak percaya!!'
huuffftt , entah berapa anak yang telah melakukan kesalahan yang sama, okay kelihatanya aku harus mengambil beberapa pisau berkilauanku , heemm kurasa pisau ini cocok untuk membentuk senyuman untuk anak itu...'
·SUMBER :https://www.facebook.com/CHJ-Cerita-Hantu-Jepang--291950577568649/?fref=ts
0 komentar:
Posting Komentar